Watak Kristus


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

  1. Ia Mahakudus

    Kristus adalah "Anak yang ... disebut kudus" (Lukas 1:35), "Yang kudus dan benar" (Kisah 3:14), "Hamba-Mu yang kudus" (Kisah 4:27). Sifat-Nya kudus, oleh karena itu penguasa dunia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Nya (Yohanes 14:30), dan Ia "tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). Perilaku-Nya yang kudus juga karena Ia terpisah dari orang-orang berdosa (Ibrani 7:26). Ia selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapa-Nya di surga (Yohanes 8:29). Ia "tidak berbuat dosa dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil" (1Petrus 2:22,23). Tidak ada seorang pun yang menjawab tantangan-Nya ketika Ia mengatakan, "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yohanes 8:46). Namun, "sama dengan kita, Ia telah dicobai" (Ibrani 4:15).

    Kita harus menjadi kudus karena Dia kudus adanya. Walaupun kita telah jatuh dan hidup kita sama sekali tidak serupa dengan Kristus, tak ada alasan bagi kita untuk memiliki kesempurnaan yang lebih rendah daripada yang telah ditetapkan oleh Alkitab. Kristus merupakan teladan kesempurnaan yang tak berdosa bagi kita, dan kesempurnaan yang dimiliki Kristus itu sempurna. Ia telah menunjukkan kepada kita bagaimana hidup kudus.

  2. Kasih-Nya Tulus

    Paulus mengatakan bahwa "kasih Kristus . . . melampaui segala pengetahuan" (Efesus 3:19). Pertama-tama, kasih Kristus ditujukan kepada Bapa-Nya di surga (Yohanes 14:31). Kasih Kristus juga ditujukan kepada Alkitab, dalam hal ini Perjanjian Lama. Kristus menerima Perjanjian Lama sebagai catatan yang benar dan jujur mengenai berbagai peristiwa dan doktrin yang dibahas di dalamnya. Ia memakai Alkitab ketika Ia dicobai; Ia menjelaskan beberapa nubuat yang terdapat dalam Perjanjian Lama sebagai nubuat yang menunjuk kepada diri-Nya (Lukas 4:16-21; 24:44,45); dan Ia menyatakan bahwa Alkitab tidak dapat dibatalkan (Yohanes 10:35).

    Secara umum, kasih Kristus juga ditujukan kepada manusia. Ketika Yesus melihat pemimpin muda yang kaya itu, Yesus mengasihinya (Markus 10:21). Kristus juga dituduh sebagai sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Matius 11:19). Ia begitu ´mengasihi orang-orang yang tersesat, sehingga Ia bersedia mati karena mereka. Secara lebih khusus lagi, Kristus mengasihi umat-Nya sendiri. Yohanes pernah berkata, "Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya" (Wahyu 1:5). Ia mengasihi murid-murid-Nya sampai pada kesudahannya (Yohanes 13:1); Ia sangat mengasihi mereka, seperti Allah Bapa sangat mengasihi Dia (Yohanes 15:9); Ia mengasihi umat-Nya sedemikian rupa, sehingga Ia rela mengorbankan nyawa-Nya untuk mereka (Efesus 5:2,25); dan Ia begitu mengasihi mereka, sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan mereka dari kasih-Nya.

  3. Ia Sungguh-sungguh Rendah Hati

    Hal ini, secara khusus dilihat ketika Ia sendiri merendahkan diri. Sekali pun setara dengan Allah, dengan rela Ia mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia, dan terus merendahkan diri-Nya sampai mati secara hina di kayu salib. Kerendahan hati-Nya juga tampak dalam perilaku-Nya ketika hidup di bumi. Ia yang kaya, demi kita, rela menjadi miskin. Ia lahir dalam sebuah kandang, karena tidak ada tempat bagi-Nya di rumah penginapan. Ia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya ketika Ia berkeliling untuk mengajar dan menyembuhkan orang, sehingga beberapa wanita yang telah disembuhkan-Nya dari kelemahan mereka dan dari kerasukan setan, membantu Dia dengan kekayaan mereka (Lukas 8:2,3). Ia menyuruh Petrus menangkap ikan untuk mendapatkan uang yang diperlukan oleh-Nya dan juga menyuruhnya membayar pajak untuk Bait Allah (Matius 17:27); Ia dikuburkan di kuburan pinjaman (Matius 27:59,60). Lagi pula, Ia bergaul dengan orang-orang yang rendah. Ia disebut sebagai sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Ia dengan senang hati membiarkan diri-Nya diminyaki oleh seorang perempuan yang berdosa dan bahkan mengampuni dosa-dosanya. Sesungguhnya, semua murid-murid-Nya yang pertama berasal dari golongan rendah, namun kepada merekalah, Ia menyatakan rahasia-rahasia kerajaan Allah.

    Di samping itu, Ia melakukan pekerjaan yang paling kasar. "Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28). Ia mencuci kaki para murid-Nya (Yohanes 13:14). Sekali pun, Ia adalah pemimpin murid-murid-Nya. Ia sungguh-sungguh ingin dikenal sebagai sahabat mereka.

  4. Ia Lemah Lembut

    Ia sendiri mengatakan, "Aku lemah lembut dan rendah hati" (Matius 11:29). Kelemahlembutan-Nya nampak ketika Ia tidak memutuskan buluh yang patah terkulai dan tidak memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Contoh-contoh kelemahlembutan-Nya dapat dilihat ketika Ia dengan lemah lembut menghadapi orang berdosa yang bertobat, menyesuaikan diri dengan Tomas yang ragu-ragu, dan sikap-Nya yang lemah lembut terhadap Petrus yang telah menyangkal-Nya tiga kali. Mungkin kelemahlembutan Kristus terlihat dengan lebih jelas lagi ketika Ia menghadapi Yudas Iskariot; murid yang telah mengkhianati-Nya (Matius 26:50); dan menghadapi orang-orang yang menyalibkan Dia (Lukas 23:34). Ia tidak bertengkar, tidak berteriak, dan juga tidak memperdengarkan suara-Nya di jalan. (Matius 12:19; lihat Yesaya 42:2). Demikian pula, seorang hamba Tuhan "tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar, dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan" (2Timotius 2:24,25).

  5. Ia Tenang dalam segala Keadaan

    Kristus tenang tanpa menjadi pemurung, penuh suka cita, namun bukan periang yang berlebihan. Ia menghadapi kehidupan secara serius. Yesaya berkata tentang hidup-Nya sebagai berikut, "Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Ia mengalami penghinaan yang luar biasa, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia, dan bagi kita pun Dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya, padahal kita mengira Dia kena tulah, dipukul, dan ditindas Allah".

    Di samping keadaan yang penuh sengsara itu, Yesus tetap suka cita. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya suka cita-Ku ada di dalam kamu dan suka citamu menjadi penuh" (Yohanes 15:11), dan Aku mengatakan semuanya ini, sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah suka cita-Ku di dalam diri mereka" (Yohanes 17:13). Kita memang tidak pernah membaca bahwa Yesus tertawa, walaupun ketika mengajar, sesekali Ia menyelipkan juga hal-hal yang lucu dan menggelikan (Matius 19:24; 23:24; Lukas 7:31-35). Jelaslah Yesus menangis (Lukas 19:41; Yohanes 11:35). Ia merasa sedih karena orang-orang menolak keselamatan yang diberikan-Nya dengan cuma-cuma (Matius 23:37; Yohanes 5:40). Ia menanggung segala kesusahan dan penderitaan kita, sehingga secara jasmaniah, umur-Nya tampak lebih tua daripada umur yang sesungguhnya (Yohanes 8:57). Suka cita yang dimiliki-Nya lebih banyak merupakan suka cita karena pengharapan (Ibrani 12:2; bandingkan dengan Yesaya 53:11), yaitu suka cita ketika melihat banyak jiwa diselamatkan dan tinggal bersama-sama dengan Dia dalam kemuliaan.

  6. Ia selalu Berdoa

    Yesus seringkali berdoa. Lukas mencatat ada sebelas peristiwa ketika Yesus berdoa. Ia seringkali berdoa di hadapan murid-murid-Nya, namun tidak pernah dikatakan bahwa Ia berdoa bersama mereka. Ia berdoa berlama-lama, kadang-kadang sepanjang malam. Kali lain, Ia bangun pagi-pagi sekali dan mencari tempat yang sunyi untuk berdoa, Ia berdoa sebelum melaksanakan tugas-tugas yang besar: sebelum mengadakan perjalanan pelayanan ke Galilea (Markus 1:35-38), Ia berdoa sebelum memilih dua belas orang murid (Lukas 6:12,13), dan Ia berdoa sebelum pergi ke Golgota (Matius 26:38-46). Penulis surat Ibrani mengatakan, "Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan" (Ibrani 5:7). Bila Anak Allah perlu berdoa, betapa lebih lagi kita perlu menghampiri hadirat Allah dalam doa!

  7. Ia Bekerja tak Henti-hentinya

    Yesus mengatakan, "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga" (Yohanes 5:17). Sangat menarik untuk mengikuti Dia sepanjang hari, yang biasanya penuh dengan berbagai kesibukan (Matius 12:22; 13:53; Markus 3:20-4:41). Ia sampai lupa makan (Yohanes 4:31-34), lupa beristirahat (Markus 6:31), dan bahkan lupa terhadap penderitaan-Nya sendiri bila ada kesempatan untuk menolong jiwa yang memerlukan pertolongan (Lukas 23:41-43). Pekerjaan-Nya, antara lain: mengajar, berkhotbah, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, menyelamatkan yang hilang, membangkitkan orang mati, memanggil, serta melatih pekerja-pekerja. Sebagai pekerja, Ia terkenal karena keberanian-Nya (Yohanes 2:14-17; 3:3; 19:10,11), ketelitian-Nya (Matius 14:36; Yohanes 7:23), sifat tidak pilih kasih-Nya (Matius 11:19), serta kebijaksanaan-Nya (Markus 12:34; Yohanes 4:7-30).

Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin

Sumber
Judul Buku: 
Teologi Sistematika
Pengarang: 
Robert Jon Crown
Halaman: 
342 - 347
Penerbit: 
Gandum Mas
Kota: 
Malang
Tahun: 
1993

Published in e-BinaAnak, 19 August 2004, Volume 2004, No. 191


Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar