Di antara kita yang bekerja dengan anak-anak kecil, sering terasa bahwa anak-anak itu seperti pengering, menyerap setiap kata yang kita ucapkan. Kadang-kadang kita berbicara dari saat anak pertama datang sampai kita mengucapkan sampai jumpa pada anak yang terakhir. Namun, sering kali seorang anak berbuat sebaliknya! Dan kemudian tentu saja anak tersebut tidak mendengarkan apa yang kita ingin supaya mereka pelajari. Jadi, penting bagi kita untuk bijaksana dalam memilih kata-kata, kita harus belajar berbicara dengan seorang anak daripada selalu berbicara kepada anak.
Mulailah dengan mendengarkan.
Dengarkanlah seorang anak seolah-olah dia adalah satu-satunya anak di kelas itu. Berikan perhatian penuh meskipun mungkin Anda tidak mengerti setiap kata yang diucapkannya. Perhatian khusus Anda pada apa yang dikatakan anak tersebut mendorongnya untuk meniru. Hal ini akan menolong anak supaya menjadi pendengar yang lebih baik lagi ketika Anda berbicara dengannya.
Biarkan anak memimpin.
Setiap anak memiliki tingkat perhatian yang berbeda-beda terhadap apa yang Anda katakan. Pada saat Anda melampaui level tersebut, anak-anak secara mental berbalik arah dan mengabaikan Anda. Ketika seorang anak datang kepada Anda, itu berarti dia sedang menunjukkan apa yang menarik perhatiannya. "Allison, saya senang kamu mau menunjukkan lukisanmu kepadaku. Ceritakan lukisan itu."
Dapatkan perhatian anak sebelum mulai berbicara.
Orang dewasa sering berbicara ketika tidak ada seorang pun yang mendengarkan. Contohnya, berteriak kepada seorang anak di dalam kelas hanya akan membuat kebingungan bukannya komunikasi. Datangilah anak tersebut. Bungkukkan badan Anda sehingga wajah Anda sejajar dengan matanya. Sebutlah nama anak tersebut. "Seth, pandanglah wajahku sebentar saja. Bagus. Seth, sekarang letakkan piringmu di meja itu."
Berikan komentar dengan kalimat-kalimat yang positif.
"Patrick, balok-balok itu untuk disusun bukan untuk dilempar- lempar."
Ucapkan kata-kata yang terpenting terlebih dahulu.
Setelah Anda menyebutkan nama anak tersebut, sebutkan dengan singkat tindakan apa yang Anda ingin anak tersebut lakukan. Kemudian sebutkanlah alasannya. "Mathew, sekarang kamu boleh memberi makan kura-kura itu. Aku rasa dia sudah lapar."
Gunakan kata-kata sederhana dan intonasi suara yang natural.
Berbicaralah pelan-pelan dan jelas sehingga terdengar lembut. Ekspresikan antusiasme dan perhatian Anda melalui suara Anda. Tambahkan senyuman pada kata-kata Anda. Hindari sikap kekanak- kanakan atau "meledak-ledak".
Gunakan kata-kata yang spesifik.
Kata-kata umum justru membuat anak-anak bingung, tidak tahu pasti apa yang Anda maksudkan. Daripada mengatakan, "Singkirkan mainan itu," lebih baik Anda mengatakan, "Alex, truk merahmu perlu ditaruh di rak ini."
Kaitkan kata-kata dengan pengalaman.
Pemahaman muncul ketika seorang anak mendengar kata-kata dan pada saat yang sama dia melihat kata-kata itu dilakukan. Tunjukkan kepada anak tindakan yang sesuai dengan gambaran Anda. Contohnya, "Eric, begini cara menggosok gambar ini sehingga stikernya bisa menempel." Eric akan segera memahaminya.
Hubungkan kegiatan anak dengan fokus pelajaran.
Ingatlah fokus pelajaran dan ayat Alkitab dari setiap pelajaran. Maka percakapan Anda secara natural dapat dihubungkan dengan kegiatan dan pemikiran anak-anak tentang pelajaran kebenaran Alkitab. Menceritakan secara singkat bagian-bagian dari cerita Alkitab dapat juga membantu untuk menghubungkannya.
Misalnya, pada saat anak-anak sedang menyusun balok dalam suatu sesi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kasih dan perhatian Tuhan. Anda bisa katakan pada murid Anda, "Kyle, saya senang melihat susunan balok-balokmu ini. Kamu menggunakan lenganmu yang kuat untuk mengangkat balok-balok besar ini. Tuhanlah yang membuat lenganmu kuat, Kyle." Bukalah Alkitab Anda dan katakan, "Alkitab kita mengatakan, Tuhan memelihara engkau!"
Buatlah perbedaan yang jelas.
Buatlah perbedaan yang jelas antara saat anak bisa dan tidak bisa memilih. Ajukan sebuah pertanyaan atau tawarkan sebuah pilihan hanya pada saat Anda ingin memberikan alternatif kepada anak. Jika diperlukan ketaatan, buatlah kalimat langsung yang berdampak dan menunjukkan kerja sama. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Colin, bisa kamu menyingkirkan trukmu?" justru berpeluang besar untuk jawaban "Tidak," yang perlu untuk dihormati. Pernyataan positif seperti, "Colin, tolong singkirkan trukmu," justru akan membuat Colin mengerti maksud Anda dan dia tidak memiliki pilihan lain. Pendekatan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang memfokuskan perhatian anak pada situasi, namun membebaskan dia untuk menentukan apa yang ingin dilakukannya. "Colin, sekarang saatnya makan snack. Apa yang harus kamu lakukan dengan trukmu itu?" Atau, "Colin, apakah kamu mau menggulingkan trukmu itu atau membawanya ke rak?"
Hindari mempermalukan anak.
Sindiran tajam dan olokan tidak tepat untuk anak-anak yang masih kecil dan sensitif. Ingatlah bahwa anak-anak menyerap kata-kata Anda secara apa adanya. Selera humor mereka tidak sama dengan orang dewasa. Sering kali orang dewasa mencoba membuat lelucon, namun hasilnya justru melukai perasaan mereka. Ketika seorang anak membuat kesalahan, yang paling diperlukannya adalah kata-kata dukungan dari Anda. Pertama, gambarkan apa yang Anda lihat. "Ashley, kamu sedih ya karena jusmu tumpah." Lalu tawarkan pemecahannya atau biarkan anak memilih bagaimana harus membantu. "Kita bisa menggunakan kain lap atau spons untuk membersihkannya."
Tunjukkan kepada anak sopan santun.
Sopan santun yang ditunjukkan adalah sopan santun yang juga berlaku bagi orang dewasa. Seorang anak adalah orang yang nyata dengan perasaan yang nyata pula! Perasaan-perasaan ini penting baginya. Ketika kita dengan kasar menghentikan kegiatan dan percakapan anak, kita menunjukkan bahwa kita kurang memerhatikan anak tersebut. Kita juga menunjukkan perilaku yang tidak kita inginkan untuk ditiru! Tanyakan pada diri Anda sendiri sebelum Anda berbicara dan bertindak, Akankah saya mengatakan hal itu kepada teman yang baru bertumbuh? Bagaimana saya menginterupsi teman saya? Lalu datangilah anak tersebut. "Adam, kamu sudah bekerja keras menyelesaikan lukisanmu. Kamu boleh menggambar satu lagi dan kemudian cuci tangan."
Ide-ide percakapan dalam kurikulum Anda telah direncanakan digunakan
sebagai percakapan "pembukaan" -- kata-kata dan saran untuk membuka
imaginasi Anda sendiri ketika Anda membimbing pikiran dan kegiatan
anak-anak. Pakailah percakapan-percakapan yang disarankan berikut
ini yang sesuai dengan minat dan kebutuhan tertentu dari masing-
masing anak. Perhatikan dan pekalah terhadap setiap anak. "Alangkah
baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" (
Links:
[1] https://pepak.sabda.org/jenis_bahan_pepak/tips
[2] https://pepak.sabda.org/kategori_bahan_pepak/metode_dan_cara_mengajar
[3] https://pepak.sabda.org/epublish/1
[4] https://pepak.sabda.org/epublish/1/293
[5] https://pepak.sabda.org/22/aug/2006/anak_hukum_bahasa
[6] https://pepak.sabda.org/22/aug/2006/anak_perhatikan_kata_kata_saudara_bila_berbicara_tentang_persembahan
[7] https://pepak.sabda.org/status_sumber/buku
[8] https://pepak.sabda.org/edisi_pepak/e_binaanak_293_hukum_bahasa