Apakah Engkau Mengasihi Aku?


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Untuk ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, yaitu di pantai danau Tiberias. Kali ini mereka tidak ada yang meragukan-Nya dan bertanya: siapakah Engkau? Mereka tahu dan percaya bahwa Ia adalah Yesus, Tuhan dan guru mereka. Kali ini yang bertanya justru adalah Yesus sementara murid yang ditanya ialah Simon Petrus. "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus: "Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Lalu Yesus berkata: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Sungguh mengherankan, bahwa Yesus mengungkapkan pertanyaan dan pernyataan tersebut sampai tiga kali. Demikian pula jawaban Petrus (Yohanes 1:15-17).

Mengulangi pertanyaan dan pernyataan beberapa kali kepada seseorang menunjukkan adanya sesuatu. Sesuatu itu bisa menunjukkan sikap ragu, kurang percaya, minta kepastian, ketegasan, dan menguji. Yesus bertanya dan mengatakan sesuatu sampai tiga kali, kiranya juga mengarah ke hal tersebut. Bisa jadi Yesus juga agak meragukan dan kurang percaya sekaligus mau melihat kepastian, ketegasan, serta menguji kasih dan kesetiaan Petrus kepada-Nya. Sejauh mana Petrus mengasihi-Nya dan setia kepada-Nya.

Kasih dan kesetiaan memang merupakan satu kesatuan. Kasih akan diwujudkan dan dibuktikan dalam sikap setia, sementara kesetiaan menunjukkan kedalaman dan kesejatian kasih. Pertanyaan dan pernyataan Yesus kepada Petrus juga merupakan satu kesatuan. Ada hubungan sebab akibat antara "mengasihi" dan "menggembalakan." Petrus mengasihi Yesus, maka kepada Petrus dipercayakan tugas menggembalakan domba-domba-Nya. Apa yang terjadi apabila menggembalakan domba tanpa mengasihi? Apa yang terjadi apabila menggembalakan domba dengan terpaksa sebagai gembala upahan? Gembala sejati memiliki kasih terhadap domba-domba.

Menggembalakan merupakan pekerjaan seorang gembala. Menjadi gembala adalah tugas kita pengikut Yesus berdasarkan sakramen pembaptisan yang telah kita terima. Menggembalakan sebagai imam, menggembalakan sebagai nabi dan menggembalakan sebagai raja. Menggembalakan sebagai imam berarti menyucikan sesama yang ada atau yang terlibat dalam kehidupan kita. Membawa sesama kepada Tuhan. Juga sebaliknya, membawa Tuhan kepada sesama. Menggembalakan sebagai nabi artinya mengajarkan sesuatu yang baik dan benar sebagai ajaran Tuhan kepada sesama. Menggembalakan sebagai raja mengandung makna, mengarahkan dan mengajak sesama untuk berbuat kasih, hidup damai dan memelihara persaudaraan.

Banyak hal yang tidak atau belum beres dalam kehidupan kita, karena kita tidak atau belum sepenuh hati menjadi gembala. Hal ini menunjukkan bahwa kita tidak atau belum sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan juga sesama kita. Mungkin tidak cukup tiga kali Yesus bertanya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Mungkin harus berkali-kali Yesus menanyakan hal itu kepada kita. Kasihan Yesus, yang harus bertanya berkali-kali sepanjang hidup kita. Atau, mungkin bagi kita angka tiga itu terlalu banyak, sehingga membuat kita kesal dan geram. Lalu akhirnya malas dan tidak sungguh-sungguh mengasihi Yesus. Kasihan Yesus, yang selalu serba salah. Atau, mungkin bagi kita lebih baik tidak perlu ditanya oleh Yesus, karena kita sudah merasa dan menganggap diri benar-benar mengasihi Yesus. Kasihan Yesus, yang harus mengandaikan adanya kasih dalam diri para pengikut-Nya.

"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Benarkah ini jawaban kita? Benarkah kita mengasihi Yesus? Beranikah kita membuktikan jawaban kita dalam sikap dan perilaku kita terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari? Yesus memang perlu janji kita, namun Yesus lebih memerlukan bukti-bukti dari janji kita.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Pontianak Post
Pengarang: 
P. FA. Susilo N., CP

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar