Ketekunan


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Sebelum kita mulai membantu anak-anak didik kita membangun karakter ketekunan dalam diri mereka, terlebih dahulu kami mengajak Anda untuk melihat arti ketekunan, salah satu karakter yang harus dimiliki oleh setiap anak-anak Tuhan.

KETEKUNAN

DEFINISI KETEKUNAN

Ketekunan adalah terus maju ke satu tujuan walaupun banyak halangan. Orang yang tekun akan terus berpegang pada komitmennya sampai terpenuhi meskipun tidak mudah untuk melakukannya.

Banyak tekanan yang akan terus menyerang dan menghalangi kita mencapai tujuan - tekanan waktu, rasa tidak bersemangat, rasa ingin mundur yang disebabkan oleh orang lain atau keadaan yang tidak mendukung. Setiap anak Tuhan yang memutuskan untuk mengikuti Yesus akan menemui semua halangan ini. Yesus sendiri menghadapi banyak tekanan. Dia mengetahui bahwa Dia akan disalibkan. Setiap halangan telah menghadang Dia di tengah jalan, termasuk keluarga-Nya, para murid-Nya, dan keinginan-Nya sendiri untuk mencari jalan lain yang mungkin ada. Akan tetapi, Dia tetap bertekun dan akhirnya memenangkan keselamatan bagi kita.

Alkitab telah menjelaskan bahwa jalan-jalan orang Kristen tidaklah mudah. Kita masuk ke dalam kerajaan dengan menghadapi berbagai masalah, dan itu merupakan bagian yang akan terus berlanjut sebagai anak-anak Allah. "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yohanes 16:33). Seperti telah diperingatkan oleh Yesus. Mereka yang mengira hidup ini akan mudah dan lancar pasti akan terkejut karenanya. Seorang calon murid memiliki visi yang sangat besar ketika dia mendekati Yesus dengan keinginan menjadi murid yang cemerlang. Yesus harus memperingatkan dia, sehingga Yesus berkata kepadanya, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala- Nya" (Matius 8:20).

Tuhan tidak meminta kita menjadi orang terkenal. Akan tetapi, Dia memanggil kita untuk bertekun. Ketika Yohanes menulis surat kepada tujuh gereja di Asia Kecil, dia merasakan penderitaan mereka, "Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus" (Wahyu 1:9). Dia memerintahkan agar semua gereja tetap bertekun dan mendorong mereka untuk tetap percaya sampai mati.

Tuhan meminta kita untuk tetap bertekun dalam permasalahan yang Dia izinkan untuk kita hadapi.

SEBUAH CONTOH POSITIF DARI ALKITAB

Bayangkanlah bekerja selama seratus tahun untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan mengatakan akan hujan - dan sebelumnya belum pernah ada hujan sama sekali! Ini sama saja seperti Tuhan mengatakan kepada Nuh bahwa buah semangka akan jatuh dari langit. Kejadian 2:6 mengatakan, "Tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu." Untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan Tuhan Nuh membutuhkan lebih dari sekadar ketekunan seperti yang dimiliki oleh kebanyakan orang. Nuh membutuhkan kasih karunia di hadapan Tuhan - dan hasilnya, ia berhasil berlabuh di tanah yang kering dan tinggi.

Ketekunan merupakan kasih yang berkualitas. "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Korintus 13:7). Yakub bekerja selama tujuh tahun kepada Laban agar dia dapat memperistri Rahel, akan tetapi Laban membuat Yakub bekerja tujuh tahun lagi. Kasih tetap bertekun.

Yesus mengingatkan para muridnya bahwa panggilan untuk mengikut Dia akan berarti penganiayaan. Mereka akan mengalami siksaan secara fisik, emosi, rohani, akan tetapi mereka harus bertekun sampai pada akhirnya.

SEBUAH CONTOH NEGATIF DARI ALKITAB

Kita telah melihat semua orang-orang Kristen baru yang memulai seperti sebuah kilat. Setiap orang sangat senang dengan komitmen baru mereka kepada Kristus. Selama kehidupan ini mudah, imannya akan berkembang, akan tetapi ketika dia keluar dari tempatnya yang nyaman dan berada di bawah terik matahari yang panas, imannya akan runtuh. Dia tidak dapat menghadapi tekanan hidup di dunia yang semuanya mencoba untuk menghancurkannya.

Keputusan yang kita buat untuk mengikut Yesus hanya dapat kita tanggung ketika kita terus memandang Yesus, sebagaimana Dia memandang kepada Bapa. "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Ibrani 12:2)

MEMIKIRKAN KETEKUNAN DI DALAM KEHIDUPANKU SENDIRI

Ketekunan merupakan suatu kualitas yang penting dalam kehidupan kita. Paulus memberitahu Timotius bahwa ketika kita mendekati hari akhir, tekanan-tekanan akan semakin banyak, seperti dua garis yang menuju pada satu persimpangan. Setan mencoba untuk melemahkan para orang kudus. Kita didorong untuk tidak menjadi lelah di dalam melakukan hal baik. Tuhan berjanji bahwa kita akan berbuah jika kita tidak tawar hati.

Seorang pelatih di sekolah menengah sering memberi tahu saya, "Ketika kehidupan menjadi semakin sulit, kesulitan itu akan terus hidup." Saya kira tidak ada orang yang tidak akan setuju bahwa kehidupan menjadi semakin sulit. Jika kita pernah membutuhkan visi yang jelas, maka kita membutuhkannya sekarang. Keputusan yang kita buat pada tahun baru tidak akan cukup untuk memenuhi kita. Kita perlu menyangkal diri setiap hari dan membawa salib kita jika kita ingin menyelesaikan perjalanan kita.

Disiplin Kristen yang keras tidak sesuai. Kebanyakan ini hanya akan menghasilkan orang-orang yang lemah bukannya tentara. Kita adalah orang-orang yang telah mendapatkan perlengkapan untuk melawan keputusasaan, kita senang untuk menghadapi tantangan dengan berani, jangan menangis. "Legalisme!" Ketika diminta untuk mendisiplinkan diri mereka sendiri untuk ketuhanan, mereka akan bertekun sampai pada akhirnya. Mereka memiliki Roh Tuhan Yesus di dalam diri mereka.

"Ketekunan di dalam Alkitab seringkali dipasangkan dengan doa. Dalam Perjanjian Baru, para murid mencurahkan waktu mereka terus-menerus berdoa" (Kisah Para Rasul 6:4). Ketika para murid kembali ke Yerusalem setelah kenaikan Tuhan Yesus, mereka terus-menerus berdoa. Setelah Pentakosta semua orang percaya melakukan hal yang sama.

Kebutuhan dalam hidup kita yang paling besar dalam hal ketekunan adalah dalam hal berdoa. Rasul Petrus menyatakan bahwa akhir dari semua hal sudah dekat. Oleh sebab itu berjaga-jagalah dan waspadalah dalam doa (1Petrus 4:7).

Halangan yang telah saya hadapi ketika saya mencoba untuk melakukan doa secara teratur sangatlah ironis - telepon akan selalu berdering, anak bayi saya akan menangis dan lain-lain. Akan tetapi, tanpa persekutuan yang teratur dengan Tuhan, kita tidak bisa bertahan. "Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yohanes 8:31,32). Yesus bisa bertahan, Yesus ada dalam hidup kita. Itu berarti kita dapat pula bertahan.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Artikel: 
Perseverance
Judul Buku: 
Building Christian Character
Pengarang: 
Paul Anderson
Halaman: 
8 - 9
Penerbit: 
Bethany House Publishers
Kota: 
Minnesota - USA
Tahun: 
1980

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar