Hal yang Perlu Dievaluasi

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Jika tujuan dari pengevaluasian adalah untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kinerja total program pelayanan SM, maka kita perlu mengevaluasi program tersebut secara menyeluruh. Tetapi seringkali hal ini menjadi terlalu besar, jika kita mencoba untuk melakukannya sekaligus. Aspek-aspek yang bervariasi dari program ini harus dievaluasi satu persatu dalam jangka waktu tertentu.

Apa saja aspek-aspek yang perlu dievaluasi dalam pelayanan SM?

1. Tujuan-tujuan
Suatu program pelayanan SM yang efektif dalam gereja lokal akan mempunyai tujuan yang umum, menyeluruh, dan lebih terperinci di tiap-tiap bagian. Tujuan-tujuan ini harus di periksa ulang sekurang-kurangnya sekali setahun (dalam beberapa keadaan tertentu harus lebih sering). Hampir di setiap jemaat, perlu untuk melakukan beberapa perubahan atau mengurai kembali sasaran- sasarannya. Pengevaluasian tujuan perlu dilakukan secara teratur agar tidak ketinggalan zaman atau menjadi tidak terpakai.

2. Program-program
Pisahkan program-program yang perlu dievaluasi secara teratur dari keseluruhan program yang ada. Contohnya, liburan sekolah Alkitab seharusnya di evaluasi sesegera mungkin setelah selesai, ketika informasi dan perilaku masih segar dalam ingatan para peserta. Seorang guru kelas pelatihan harus dievaluasi tidak hanya ketika kelas sudah selesai tetapi juga beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian untuk menentukan keefektifitasannya dalam jangka panjang.

3. Organisasi
Organisasi dalam gereja harus melakukan evaluasi yang teratur. Apakah para pengurus dalam organisasi melakukan fungsinya dengan benar? Dapatkah mereka dibuat agar menjadi lebih efektif? Apakah organisasi meniru suatu aktivitas yang akan menjadi lebih efisien jika dilakukan oleh organisasi lain? Susunan organisasi yang rumit dengan gambaran tugas yang detil akan menjadi tidak berguna tanpa pengevaluasian dan pembaharuan yang teratur.

4. Para Pekerja
Setiap orang yang mengambil bagian dalam pelayanan SM harus selalu di evaluasi, setidaknya secara informal, oleh teman- temannya dan murid-muridnya. Banyak pengevaluasian yang dilakukan secara informal, dan mengakibatkan perbaikan -- yang dilakukan sebagai hasil evaluasi -- menjadi tidak berguna. Evaluasi secara formal sebaiknya dilakukan oleh para pekerja SM dan juga para pemimpinya. Tapi metode formal ini sering ditakuti dan dihindari, sehingga perlu metode yang tepat untuk melakukannya.

5. Fasilitas-fasilitas
Sejak fasilitas fisik yang tersedia memegang peranan yang besar dalam membentuk dan membatasi program pendidikan gereja, maka fasilitas dan peralatan tersebut harus dievaluasi dalam jangka waktu yang teratur. Peralatan dapat diperbaharui atau dirawat secara teratur sedang fasilitas dapat di bentuk dan digunakan secara lebih efisien lagi.

6. Data-data
Seluruh data-data Gereja, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan pendidikan, harus diperiksa secara teratur agar tetap "up to date" dan akurat. Karena itu tujuan dari pengevaluasian adalah membantu agar data-data tersebut tetap berada dalam satu lokasi dan dalam bentuk yang standar.

7. Kurikulum
Dalam pengertiannya yang luas, kurikulum memusatkan seluruh kegiatan dalam gereja sehingga membantu gereja mencapai sasaran pendidikannya. Tentu saja ini menjadi hal pokok dari proses evaluasi yang ada. Kadang orang-orang membatasi penggunaan kurikulum hanya untuk bahan-bahan pelajaran yang dicetak. Bahan- bahan seperti ini harus selalu berada dibawah penelitian yang ketat untuk menjaga kebenaran isinya, kekuatan pengajarannya, kegunaannya bila dihubungkan dengan pekerjaan guru, keterkaitan mereka dengan murid-murid, dan kecocokan mereka dengan tujuan pendidikan gereja.

8. Murid-murid
Pada akhir penelitian, tidak ada yang lebih penting dari apa yang terjadi pada murid-murid dalam program pendidikan itu. Jika sampai tidak ada bukti-bukti yang jelas tentang pertumbuhan orang Kristen, dimana tiap-tiap orang menjadi lebih seperti Kristus dalam perbuatan dan tingkah lakunya, maka program itu telah gagal dalam mencapai sasaran utamanya.

Menguji kesadaran untuk belajar merupakan hal yang lebih sederhana dan harus dilakukan lebih sering daripada kesadaran itu sendiri. Tak dapat disangkal bahwa ujian mempunyai satu konotasi negatif bagi beberapa orang, tetapi dengan pendekatan yang tepat ujian dapat dilakukan secara teratur di sekolah minggu dan lembaga pendidikan formal lainnya yang sejenis. Ujian untuk pertumbuhan iman jauh lebih sulit tetapi harus dilakukan jika bertujuan untuk membantu orang-orang menemukan kebutuhannya.

Cara lain untuk melakukan evaluasi adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan program-program yang dilakukan di SM. Berikut ini adalah contoh pengevaluasian beberapa program yang diambil dari buku Handbook for Children's Ministry:

1. Perekrutan Guru SM.

  • Apakah saat ini sudah ada perekrutan yang dilakukan secara rutin?
  • Apakah sudah ada deskripsi tugas yang jelas untuk masing-masing guru?
  • Apakah dalam perekrutan, para calon guru diberi kesempatan untuk memikirkan/meneguhkan kembali keputusan mereka?
  • Apakah dalam setiap program rekruitisasi para calon guru diberi pelatihan, baik itu secara teori maupun praktek?

2. Pelatihan dan Perencanaan

  • Apakah pelatihan untuk semua guru yang diadakan dalam SM Anda sudah diberikan secara teratur dan terencana?
  • Apakah ada rapat-rapat untuk membicarakan pelatihan dan rencana- rencana dalam SM?

3. Pertumbuhan/Perkembangan Pelayanan SM.

  • Sudah adakah rencana untuk membuka cabang pelayanan SM di lokasi dan tempat yang baru?
  • Apakah program penginjilan sudah dilakukan secara teratur?
  • Apakah SM sudah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan rohani para anggotanya?

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Artikel: 
Evaluating Christian Education
Judul Buku: 
Introduction to Christian Education
Halaman: 
240 - 243
Penerbit: 
Standard Publishing Co.
Kota: 
Ohio
Tahun: 
1980