Mengajar dengan Menggunakan Alat Peraga


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

MENGAPA MENGAJAR DENGAN ALAT PERAGA?

Media mengajar yang paling dikenal di pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga. Media alat peraga dan benda sering disebut sebagai alat modern, karena kesadaran mengenai pentingnya memakai media mengajar dalam pelayanan anak masih baru. Melalui pemakaian alat peraga dan peraga benda, imajinasi anak dirangsang, perasaannya disentuh dan kesan yang dalam diperoleh. Melaluinya anak belajar dengan semangat dan dapat mengingat dengan baik.

Dalam mengajar, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah mendengar. Melalui mendengar, anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapat mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan "dilihat" melalui sebuah gambar. Dengan demikian melalui mendegar dan melihat akan diperoleh kesan yang jauh lebih dalam. Media mengajar (alat peraga dan peraga benda) seperti: gambar, peta, papan tulis, boks pasir, dll. dapat menolong anak untuk mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya. Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa alat peraga penting untuk menimbulkan perhatian, memberi pengertian yang lebih mudah, memelihara perhatian, dan membantu ingatan.

KESEIMBANGAN DALAM MEMAKAI ALAT PERAGA

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan yang dalam! Meskipun begitu, alat peraga dan peraga benda perlu dipakai secara seimbang. Misalnya, pada satu pelajaran ayat hafalan diajar dengan menggunakan alat peraga. Pada kesempatan lain permulaan cerita mendapat perhatian yang khusus, dan pada pelajaran lainnya lagi, seluruh cerita diperagakan. Melalui cara ini setiap hari Minggu anak memperoleh "sesuatu yang khusus". Hal ini membangun rasa ingin tahu anak dari minggu ke minggu.

Dalam memilih alat peraga, guru perlu waspada, sehingga tidak memakai:

  • Media mengajar yang terlalu kecil, sehingga anak sulit melihat, dan menjadi ribut.
  • Gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpamanya gambar tertentu dari luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini.
Karena itu guru sebaiknya memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat bantu mengajar.

JENIS-JENIS ALAT PERAGA DAN CARA MEMAKAINYA

Berikut ini akan kami uraikan beberapa contoh jenis-jenis alat peraga yang dapat digunakan GSM dalam mengajar.

  1. Gambar

    Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya paling dikenal dan paling sering dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan. Sebelum digunakan, harus diketahui dulu cara pemakaiannya. Jika akan digunakan untuk mengulangi cerita minggu lalu, gambar harus dipasang sebelum anak datang. Bila gambar akan digunakan pada saat guru bercerita, tempelkan gambar pada saat peristiwa yang dilukis dalam gambar disampaikan. Kalau gambar digunakan untuk memperdalam cerita, pasanglah di dinding sesudah bercerita.

  2. Peta

    Murid-murid harus tahu dengan baik tentang ilmu bumi dan sejarah Alkitab. Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara dan kota-kota yang disebut di Alkitab. Satu hal yang harus diperhatikan, penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi Anak Besar/Kelas Besar. Cara pemakaiannya adalah peta dipasang pada dinding sebelum anak masuk ke kelas sehingga guru dengan bebas dapat menunjukkan tempat yang disebut pada waktu menyampaikan cerita. Paling sedikit empat peta yang dibutuhkan oleh GSM, yaitu:
    • Mesopotamia dan Kanaan pada masa Abraham.
    • Pembagian tanah Kanaan pada keduabelas suku.
    • Palestina pada masa Tuhan Yesus.
    • Asia Kecil dan Eropa pada masa pelayanan Paulus.


  3. Papan Tulis

    Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar. Papan tulis dapat diterima di mana-mana sebagai alat peraga yang sangat efektif. Tidak perlu menjadi seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah lingkaran, atau empat persegi panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian. Yang perlu diperhatikan dalam memakai papan tulis adalah hindarkan detil yang terlalu banyak, jangan menghalangi pemandangan, bicaralah sambil menulis tapi jangan berbicara kepada papan tulis, dan pakailah bagan atau grafik bilamana mungkin.

  4. Boks Pasir

    Anak Kelas Kecil dan Kelas Tengah sangat menggemari peragaan yang menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat dipakai untuk menciptakan "peta" bagi mereka khususnya bagi Kelas Tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui jarak dari desa ke desa. Melalui boks pasir dapat dibentuk gunung dan lembah danau (memakai kaca), sungai yang mengalir (dari kain atau kertas biru), orang-orangan (dibuat dari kertas manila), pohon dan tumbuhan (gunakan daun, tumbuhan kecil).
Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntut guru. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan, juga perlu kesediaan berkorban secara materiil. Tetapi dengan memakai alat peraga secara tepat, guru akan menanamkan kesan yang jauh lebih dalam, yang mungkin akan mempengaruhi seluruh kehidupan dari anak yang diajar.

Kategori Bahan PEPAK: Metode dan Cara Mengajar

Sumber
Judul Buku: 
Pedoman Pelayan Anak
Pengarang: 
Ruth Lautfer
Halaman: 
134 - 150
Penerbit: 
Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia
Kota: 
Malang
Tahun: 
1993

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar