Anak-anak Perlu Diajar Bekerja


Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Pada dasarnya setiap pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan oleh anak, walaupun tentu saja tidak sesempurna hasil pekerjaan orang dewasa, yang kadang-kadang membuat Anda harus memperbaikinya sekali lagi. Setiap keluarga biasanya mempunyai pembagian jenis pekerjaan yang sama seperti membereskan rumah, mencuci, menyiram tanaman, dan sebagainya. Sama seperti ketika Anda membersihkan rumah, mula-mula benda yang tercecer dibersihkan lebih dahulu, baru kemudian perabot yang ada dilap, terakhir lantai disapu kemudian dipel. Mungkin perbedaannya hanya pada cara bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan.

Harus diakui, bahwa umumnya pekerjaan yang dilakukan oleh anak tidak sebaik hasil pekerjaan orang dewasa, karena bentuk fisik yang belum sempurna dan tangan yang belum cukup terampil, dengan demikian kemungkinan-kemungkinan untuk gagal memang besar sekali. Yang penting untuk diingat di sini adalah bahwa tujuan dari latihan- latihan ini bukanlah hasil yang dicapai anak pada saat itu melainkan hasil untuk jangka panjang, yaitu membekali anak untuk mencintai kebersihan, menanamkan rasa gotong-royong dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Adanya kegagalan kecil janganlah membuat Anda sampai kehilangan kesabaran. Sebaiknya Anda harus bisa meyakinkan mereka, agar kepercayaan terhadap dirinya sendiri tidak hilang, sehingga lain kali mereka mau berusaha agar hasil pekerjaannya lebih baik lagi.

Seorang ibu mengeluh tentang anaknya yang masih kecil. Sepanjang harinya anak itu begitu bergairah ingin membantu ibunya dalam pekerjaan apa saja. Jika ibunya hendak membenahi tempat tidur, si kecil sudah mengambil sapu dan mengebas-ngebaskannya. Begitu ayahnya memegang selang air, ia pun langsung hendak menyiram apa saja termasuk yang tidak semestinya disiram. Kalau ibunya hendak mencuci piring, ia segera mendampinginya dengan lengan baju yang sudah digulung ke atas. Kita bisa membayangkan, apa yang terjadi bila suatu saat ibu itu sampai mencampakkan saja tawaran yang maksudnya baik itu. "Sebab bantuan itu hanya membuang-buang waktu, karena biasanya saya tokh masih harus mengulanginya," demikian tuturnya.

Kalau kita perhatikan, kebanyakan orang tua cenderung mengerjakan semuanya bagi anak-anaknya dengan anggapan anaknya masih kecil atau masih belum tepat untuk melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah tangga. Kalau hal ini berlangsung berlarut-larut, jelas tidak membuahkan manfaat. Dengan cara seperti ini orang tua sama sekali tidak mengajar anak untuk bekerja atau melakukan sesuatu. Dengan sendirinya anak tidak terbiasa menghadapi tugas yang semestinya wajar dilakukannya sendiri. Akibatnya hanya akan menciptakan ketergantungan pada orang lain, yang sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi masa depannya kelak.

Rumah tangga memang merupakan lingkungan pertama untuk dijelajahi dan belajar bermacam-macam hal baru. Ini berlaku bagi semua anak, sedangkan masih banyak orang tua yang membedakan secara tegas kegiatan yang dianggap sebagai sesuai bagi anak laki-laki dan perempuan. Karena itu si buyung dilarang membantu pekerjaan rumah tangga padahal si buyung merasa senang juga bila ia boleh menyapu lantai atau mencuci piring. Kalau si buyung terbiasa membantu ibu sejak kecil, ia tidak akan canggung membantu di masyarakat kelak. Rasa tanggung jawab dan sifat ringan tangan memang adalah sifat yang sudah dapat dikembangkan sejak dini.

Pada seorang anak yang berusia 4-5 tahun, penghargaan orang tua merupakan dorongan. Karena itu ia senang dipuji misalnya ketika ia mengambilkan sapu untuk ibu.

Dengan memperoleh pujian atas hasil `pekerjaannya`, si anak akan merasa dihargai dan ini akan lebih memperkokoh rasa percaya dirinya. Bila ternyata Anda menemukan bahwa pekerjaan si kecil dapat diselesaikan secara benar, maka di samping memberikan pujian sebenarnya Anda pun sudah dapat memberikan petunjuk-petunjuk pada si kecil mengenai cara melakukannya dengan benar.

Anak-anak pra sekolah dan usia sekolah sudah gemar "memasak". Mereka berharap akan ditanggapi secara serius oleh orang dewasa. Dan memasak sesuatu yang hasilnya bisa dinikmati seluruh keluarga pasti lebih menarik daripada masak "bohong-bohongan". Dengan bahan yang mudah digarap seperti mie instan, anak-anak berusia 5-6 tahun sanggup memasak hidangan yang betul-betul bisa dinikmati seisi rumah. Tentu saja ibu perlu memberi petunjuk dan pengawasan.

Ada satu hal yang merupakan kebiasaan buruk yang hampir terjadi di setiap rumah. Yaitu, jika di rumah ada pembantu, sering anak menyuruh ini dan itu, yang sebetulnya bisa dikerjakannya sendiri. Misalnya dalam hal mengambil minum. Kebiasaan ini tentu saja harus dihilangkan. Bagaimana caranya? Pertama, dengan menanamkan pengertian bahwa jika pekerjaan itu bisa dilakukan sendiri, maka tidak perlu minta tolong pada orang lain. Kecuali tentu saja jika memang pekerjaan itu tidak bisa dikerjakan sendiri dan berbahaya bagi anak. Kedua, dengan memudahkan anak mengambil benda-benda yang sering dipergunakannya, misalnya simpanlah gelas di suatu tempat yang mudah diambil sendiri oleh anak sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk selalu minta tolong pada pembantu.

Tidak seorang anak pun suka (dan ini dapat dirasakannya), kalau orang tua mereka selalu menyuruh melakukan sesuatu dengan embel- embel "Demi kebaikanmu". Ia sama sekali tidak suka kalau terus- menerus mendengar ocehan bahwa dulu ketika ayahnya seusia atau sebesar kita mereka bekerja keras untuk mengantarkan koran, tidak peduli meski sedang hujan atau panas terik. Ia akan menyukai orang tua dan tugas yang diberikan padanya, jika Anda memberikan alasan sederhana yang memuaskan hatinya.

Kalau seorang anak diperkenankan memilih waktunya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan yang disukainya, ia akan mengerjakannya lebih bersemangat daripada jika Anda yang menyusun tugas dan menentukan kapan ia harus mengerjakannya. Sebaiknya tunjukkanlah pekerjaan apa saja yang harus diselesaikannya dan kapan waktu yang tepat untuk menyelesaikannya. Biarkan mereka memutuskan apa yang akan mereka kerjakan tanpa campur tangan orang dewasa. Kalau anak- anak bertengkar tentang tugas mereka, adakanlah pertemuan untuk menjernihkan suasana kembali. Tetapi biarkanlah mereka membereskan masalahnya sendiri. Kalau Anda mempunyai seorang anak yang memiliki bakat sebagai organisator dalam keluarga, jangan mengecilkan hatinya. Anak-anak lain lebih condong menerima dia sebagai pemimpin daripada membencinya karena bersikap sebagai "Boss".

Anak-anak yang berhasil melaksanakan tugasnya akan merasa puas. Perasaan puas yang disertai kebanggaan. Dia bangga karena sanggup mengerjakan pekerjaannya. Di hadapan teman-teman dan orang tua, dia bangga menunjukkan hasil karyanya sendiri. Dia akan dilatih menyadari bahwa kepuasan hanya diperoleh dengan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Mereka bergembira karena berhasil menyelesaikan tugasnya. Gembira karena mengetahui bahwa orang tuanya bangga akan anaknya. Senang karena dapat menikmati hasil jerih payahnya.

Pada umumnya anak tidak peduli apakah ruangan di rumah bersih atau tidak, tetapi dengan melihat dan memperhatikan Anda setiap hari membersihkan setiap barang yang ada di dalam ruangan, lama-kelamaan mereka akan mengerti juga. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, anak-anak ini biasanya mencontoh apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Jika Anda rajin melakukan pekerjaan rumah-tangga, maka dengan sendirinya mereka pun akan mencontohnya. Juga bagi anak laki- laki, jika sang ayah tidak pernah membantu ibu di rumah, secara otomatis ia akan segan menolong. Ia akan meniru ayah, duduk berpangku tangan saja.

Di sini yang penting adalah orang tua sendiri harus menyukai pekerjaan itu. Kalau Anda sendiri tidak suka bekerja, maka sukarlah bagi Anda menyuruh anak bekerja. Jika orang tua menganggap suatu pekerjaan membosankan dan selalu berusaha menghindarkannya, besarlah kemungkinan sang anak mengambil sikap yang sama. Tetapi jika orang tua dengan senang hati mendahului anak mengerjakan suatu pekerjaan, dengan sendirinya anak tersebut bergairah mengikuti teladan orang tua.

Kategori Bahan PEPAK: Anak - Murid

Sumber
Judul Buku: 
Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga
Pengarang: 
Alex Sobur
Halaman: 
256 - 260
Penerbit: 
BPK Gunung Mulia
Kota: 
Jakarta
Tahun: 
1987

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar