e-Konsel, 02 January 2008, Volume 2008, No. 151


Mencari Kehendak Tuhan bagi Hidup Kita
Artikel

Mencari Kehendak Allah bagi Hidup Saudara

Kita belajar dari kitab Kisah Para Rasul bahwa ketika anggota gereja mula-mula dulu berusaha untuk mengetahui kehendak Allah, mereka mencari kesepakatan sebelum mereka bertindak. Seperti yang dituliskan para rasul dan tua-tua kepada orang-orang percaya bukan bangsa Yahudi, "Sebab itu dengan bulat hati kami memutuskan ..." (Kis. 15:25). Gereja yang mula-mula itu membuat keputusan bukan atas dasar suara terbanyak, tetapi bila setiap orang sepakat terhadap suatu perkara.

Saya memunyai kelompok penyokong terdiri dari tiga orang yang bertemu dengan saya secara rutin. Mereka mengenal saya, mereka mengetahui bakat-bakat saya, mereka mengetahui kelemahan saya. Bilamana saya harus mengambil keputusan dan saya mencari kehendak Allah, saya tidak merenungkannya sendiri. Saya membawanya kepada kelompok penyokong saya. Oleh karena mereka mengenal saya dengan baik, saya bisa membeberkan persoalan saya di hadapan mereka, dan mereka akan ikut serta menyelesaikan persoalan ini bersama saya. Kami mendoakan keputusan itu; mendiskusikannya. Saya tahu bahwa saya telah menemukan kehendak Allah jika kami berempat benar-benar mencapai suatu kesepakatan. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
855 -- 859
Judul Artikel: 
Pola Hidup Kristen
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas Malang, Yayasan Kalam Hidup Bandung, Lembaga Literatur Baptis Bandung, dan YAKIN Surabaya, 2002
Renungan

Mengetahui Kehendak Allah

Bacaan: 1 Tesalonika 5:16-22

Saya membuat lelucon dengan teman-teman dengan berkata bahwa saya membuat tiga keputusan sulit setiap hari: Apa yang akan saya makan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam? Padahal saya tinggal di Singapura, yang memungkinkan kami menikmati makanan Cina, Melayu, dan India di antaranya. Ya, kami justru bingung karena dimanjakan oleh banyaknya pilihan.

Hidup ini juga meliputi banyak keputusan, yang jauh lebih serius daripada sekadar memilih makanan. Mungkin hal ini menjelaskan mengapa orang suka mempertanyakan kehendak Allah dalam hidupnya.

Menemukan kehendak Allah sebenarnya bukanlah proses yang rumit. Dia telah memberi kita banyak prinsip yang sederhana dan jelas bagi kehidupan kita. Misalnya, Dia berkata, "Inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh" (1 Petrus 2:15). Dalam 1 Tesalonika 4:3 kita membaca, "Inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan." Dalam 1 Tesalonika 5:18 pun kita diajar, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
e-Renungan Harian, Kamis 6 Desember 2001
Penerbit: 
--
Bahan Mengajar

Kehendak Allah: Bagaimana Cara Mengetahuinya?

Ayat Alkitab

Mazmur 40:9
1 Samuel 15:22
Yohanes 14:15,23
Yakobus 1:22
Mazmur 37:3,5
Mazmur 84:12

Latar Belakang

Allah memiliki kehendak khusus bagi hidup setiap orang percaya. Mengetahui dan melakukan kehendak-Nya harus merupakan tujuan hidup kita yang terutama, apa pun risikonya.

Agar dapat mengetahui kehendak Allah bagi hidup kita, kita harus lebih dahulu mengenal Allah sendiri. Kita tidak mungkin mengenal diri kita sendiri sebelum mengetahui siapa yang memiliki kita. Kita belajar makin mengenal Dia, sambil menaklukkan diri kita kepada wibawa-Nya (ketuhanan-Nya), taat pada firman-Nya dan dipimpin oleh Roh Kudus. Sebanding dengan tingkat pengenalan dan penaklukkan diri kepada-Nya, kita akan mengalami kesukaan hidup berjalan dalam kehendak-Nya. "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu" (Ams. 3:5,6). ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
97 -- 99
Judul Artikel: 
Buku Pegangan Pelayanan, CD-SABDA : Topik 17582
Penerbit: 
Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PEPAK

Komentar