Bekerja dengan Anak Pratama

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

MENGENAL MURID

Anak pratama berusia enam, tujuh, delapan, atau sembilan tahun, atau sedang duduk di kelas satu, dua, dan tiga di Sekolah Dasar. Dia giat, bersemangat, suka bertanya, dan memperhatikan segala sesuatu di sekitarnya. Selain itu, dia belajar dengan jalan membuat, melakukan, mendengar, melihat, berbicara, meniru, mempertunjukkan, dan menceritakan.

Secara Jasmani

Tingkat kegiatan anak-anak pratama sangat tinggi, tapi jangka perhatiannya pendek. Ia perlu sering bergerak dan mengadakan bermacam-macam kegiatan.

Secara Mental

Ia ingin sekali belajar dan haus akan pengetahuan. Sekarang, dia bisa membaca dan mendapat pikiran-pikiran dari banyak sumber. Itulah sebabnya, setiap anak pratama harus mempunyai Alkitab sendiri dan menyadari bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang khusus ditujukan kepadanya. Meskipun dia mulai berpikir tentang hal-hal yang abstrak (yang tidak berwujud), namun yang paling dapat dipahami oleh pikirannya adalah benda-benda yang berwujud -- benda-benda yang dapat dilihatnya, dijamahnya, dan didengarnya. Melalui benda-benda yang berwujud ini, dia dapat belajar tentang keajaiban kasih dan kebesaran Allah. Pelajaran dari alam dan benda-benda yang dipakai sebagai alat peraga dapat merangsang anak pratama untuk menghubungkan Firman Allah dengan hidupnya. Dia tidak mengingini jawaban-jawaban yang banyak seluk-beluknya, tetapi dia juga tidak puas dengan jawaban-jawaban yang singkat. Pada usia ini selalu timbul pertanyaan mengapa. Mengapa saya ada? Mengapa Allah mencintai saya? Mengapa kita mati? Mengapa kita ke gereja? Mengapa saya seorang yang berdosa? Mengapa saya perlu diselamatkan? Seorang guru Pratama harus berusaha menjawab murid-murid yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu. Hal ini menuntut belajar, doa, dan pimpinan Roh Kudus.

Secara Sosial

Lingkungan teman-teman anak pratama meluas sampai orang-orang di luar keluarganya. Di Sekolah Minggu ada teman-teman baru. Berkaitan dengan hubungan yang baru ini, ia memerlukan dorongan, kasih, dan kesabaran dari orang-orang dewasa. Mereka dapat dengan bijaksana membimbing dia supaya menyadari tanggung jawabnya terhadap orang lain. Anak pratama juga memerlukan bantuan dalam mengembangkan kebiasaan dan kesopanan. Bersama dengan perkembangan ini, ia perlu diajar menghormati Allah, gereja, orangtua, guru, orang dewasa lainnya, dan anak-anak lain.

Secara Rohani

Kebutuhan yang terbesar adalah kerohanian. "Anak-anak pun sudah dapat dikenal dari perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya" (Amsal 20:11). Anak pratama dapat menentukan mana yang benar dan yang salah. Ia bisa merasa tertempelak karena dosanya dan dapat mengalami keselamatan. Ia juga bisa berdoa dengan sungguh- sungguh. Ia tidak mengerti semua hal, seperti yang dimengerti orang- orang dewasa pada waktu menerima Kristus. Keputusannya itu tidak berdasarkan penelitian dan akal pikirannya. Akan tetapi, bagi dia keselamatan adalah pengenalan dengan seorang Oknum, yaitu Yesus Kristus, dan menanggapi Dia dengan percaya dan kasih.

MERENCANAKAN METODE SAUDARA

Setelah melakukan persiapan dengan saksama, maka keberhasilan mengajar sebagian besar tergantung pada cara penyajiannya. Alat-alat peraga, walaupun sederhana sangat menolong untuk menyampaikan pelajaran-pelajaran. Namun, alat peraga itu hanyalah penolong, sedangkan pelajaran-pelajaran hanyalah saluran. Banyak pelajaran disampaikan melalui teladan maupun perkataan. Sebab itulah pelajaran harus bersifat pribadi. Pernah dikatakan bahwa, seorang guru mengajar sedikit melalui kata-kata yang diucapkannya, sedikit lebih banyak melalui apa yang dilakukannya, tetapi dia paling banyak mengajar melalui keadaan dan sikapnya.

Bermacam-macam metode mengajar harus digunakan. Alat peraga, flash- card, drama, cerita, film strip, dan lain-lain, adalah alat-alat yang dapat digunakan. Pekerjaan tangan yang merupakan kreasi murid itu sendiri, mendorong murid untuk ikut serta dalam pelajaran dan memperkuat pelajaran.

Ketika merencanakan metode-metode pelajaran dan penyampaiannya, ingatlah kebutuhan jasmani anak-anak. Jika perlu, perpendeklah cerita atau waktu kegiatan, kemudian mengertilah akan kegelisahan dan cekikik yang merupakan bagian pertumbuhan. Pengulangan adalah metode mengajar yang baik, tetapi setelah anak-anak pratama mengerti berita yang Saudara inginkan untuk mereka, berpindahlah ke lain pikiran. Ketika murid-murid menerima inti gambaran atau cerita Saudara, mereka akan gelisah dan mulai memikirkan hal-hal lain. Pikatlah dan tahanlah mereka yang tidak tetap itu.

Sekali-kali jangan meremehkan kesanggupan anak-anak pratama untuk mengerti kebenaran-kebenaran rohani. Seorang guru kelas Pratama akan memperhatikan adanya pertumbuhan rohani yang nyata dalam setiap murid ketika kebutuhan-kebutuhan dipertimbangkan. Ketika anak itu dihadapkan kepada pengaruh kebenaran-kebenaran Alkitab, ia akan mulai dewasa hingga menjadi seorang Kristen yang tabah.

Seorang guru belum berhasil mengajar sampai murid telah belajar; itulah sebabnya, guru harus menanyai dirinya sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana saya dapat menyajikan pelajaran ini supaya murid dapat belajar sebanyak-banyaknya? Bagaimana cara saya mengajar dapat menjadi lebih efektif? Berikut ini ada beberapa petunjuk:

  1. Apa yang ingin saya capai dalam pelajaran ini?
  2. Berapa banyak yang dapat dimengerti oleh murid-murid dalam waktu yang ditetapkan?
  3. Bagaimanakah kondisi kerohanian kelas saya?
  4. Bahan-bahan pelajaran apakah yang telah disajikan kepada kelas sebelumnya?
  5. Metode penyajian apakah yang saya pergunakan?
  6. Bahan apakah yang tersedia untuk keperluan saya?
  7. Apakah saya telah membuat persiapan rohani untuk diri saya pribadi?

Seorang guru akan menginginkan mendapat pikiran-pikiran yang baru, karena ia memerlukannya untuk menghadapi kelasnya pada setiap hari Minggu. Buku-buku dan brosur-brosur mengenai anak-anak, misalnya uraian pelajaran Sekolah Minggu, majalah mingguan, dan pelajaran ilmu jiwa anak-anak pratama akan sangat menolong. Bahan bacaan itu seharusnya dipelajari juga di samping buku-buku penunjang yang rohani.

MEMBIMBING ANAK PRATAMA KEPADA KRISTUS

Para pengajar mempunyai kesempatan yang luar biasa untuk membimbing anak-anak pratama. Pada masa ini keseimbangan antara perasaan dan pikirannya menyebabkan anak itu dapat menanggapi panggilan Roh dengan wajar. Untuk memimpin mereka kepada Kristus, janganlah kita menunggu sampai mereka lebih besar, atau sampai mereka melakukan perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang berdosa. Ingatlah akan perkataan Yesus, "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang- halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang mempunyai Kerajaan Surga" (Matius 19:14). Marilah kita berusaha membawa anak-anak kepada keputusan bagi Kristus dalam tahun-tahun ini ketika mereka mudah dibentuk dan mudah dipengaruhi.

Kategori Bahan PEPAK: Guru - Pendidik

Sumber
Judul Buku: 
Buku Pintar Sekolah Minggu jilid 2
Halaman: 
231 - 234
Penerbit: 
Yayasan Penerbit Gandum Mas
Kota: 
Malang
Tahun: 
1996