Pasal XIII-Berdoa dan Memberi Persembahan

Peraturan dalam kebaktian anak-anak:
  1. Berdoa
  2. Menyanyi bersama-sama lagu Sekolah Minggu (ditentukan)
  3. Berdoa untuk firman Tuhan.
  4. Latihan menyanyi, lagu-lagu lama dan lagu-lagu baru.
  5. Firman Tuhan.
  6. Berdoa.
  7. Menyanyi untuk persembahan.
  8. Absensi.
** Bila kelas dibagi, maka setelah menyanyi bersama baru dibagi ke kelasnya masing-masing.

BERDOA:

Berdoa bukan membaca, bukan suatu acara atau peraturan, melainkan dengan wajar berkata-kata kepada Allah. Berdoalah di dalam penyembahan. Ini mempunyai harga yang sama dengan memuji Tuhan. Di dalam berdoa biarlah anak-anak mempunyai ingatan akan menyembah Tuhan, pengucapan syukur, mengakui dosa, persekutuan dengan Allah, dsb.

Sikap pengajar waktu berdoa tidak boleh:
  1. Mata tidak boleh terbuka untuk mengawasi anak-anak.
  2. Berdoa dengan suara yang tidak khidmat.
  3. Sikap tangan yang tidak sopan. Misalnya mengusap mata, menguap, main-main dengan tangan, memainkan jari tangan, menutup mata/muka dengan tangan, bertolak pinggang, memutar-mutar badan, dsb.
** Semua ini akan merusak suasana (mengganggu kekhidmatan selama kebaktian berlangsung) dan menjadi teladan yang buruk sekali. Sikap pengajar harus memberikan kesan "SOPAN" dan menghargai Allah. Apa yang harus diperhatikan waktu berdoa:
  1. Kata-kata singkat dan jelas.
  2. Perkataan boleh banyak sedikit, tetapi jangan terlalu panjang, sehingga anak-anak mulai bergerak-gerak karena tidak sabar. (Nasehat yang diberikan sebelum doa juga jangan terlalu panjang)
  3. Waktu berdoa jangan melupakan:
    1. Doa itu harus dapat dimengerti oleh anak-anak.
    2. Pengalaman dalam hidup anak-anak. Misalnya: Pelajaran mereka, pergaulan mereka di rumah (masyarakat), dsb.
    3. Jangan bersifat mendalam (terlalu rohani)
  4. Seharusnya pengajar berdiri di pihak anak-anak, jangan menggunakan kata `mereka` melainkan `kami`.
  5. Berdoa bagi hal-hal yang berhubungan dengan anak-anak, orang tua mereka, sekolah, supaya mereka menjadi contoh untuk kawan-kawan mereka dan dapat menarik kawan-kawan lain ke Sekolah Minggu.
  6. Jangan berdoa dalam keadaan yang tergesa-gesa.
  7. Anak-anak yang tidak disiplin, berlututnya/berdirinya baik ditunggu sampai mereka mempunyai sikap yang benar. Bila perlu anak-anak yang nakal dapat dikeluarkan sebentar.
  8. Cara berdoa boleh diubah-ubah, misalnya mereka menirukan doa guru, menyuruh seorang anak, lalu dilanjutkan oleh guru, dsb.
  9. Harus menerangkan istilah-istilah: demi nama Yesus, amin, harus menutup mata, lipat tangan, dsb.
  10. Harus dapat menghafal doa Bapa Kami.
  11. Harus dapat bersaksi dengan doa-doa yang dikabulkan.
  12. Dapat menyanyi dahulu sebelum doa, atau berdoa dengan nyanyian.
PERSEMBAHAN:
  1. Harus diterangkan apa arti persembahan. Persembahan bukan uang sokongan, bukan gaji guru, bukan pembeli gambar, bukan penabungan untuk natal, dsb. Tetapi sebagai ucapan syukur kepada Allah.
  2. Lebih baik menganjurkan mempersembahkan uang saku, atau uang tabungan mereka sendiri, memupuk mereka untuk mempunyai hati yang mau mempersembahkan.
  3. Saat persembahan sesuai dengan suasana kebaktian dan pilih nyanyian yang cocok. Jangan membiarkan mereka ribut dan bertengkar.
  4. Menerima persembahan ini jangan terlalu lama, hal ini dapat menyukarkan anak-anak kecil.
  5. Jangan memakai uang persembahan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, hingga membuat mereka meremehkan uang persembahan.
  6. Uang persembahan ini dapat dipakai untuk membantu anak-anak yatim piatu dan anak-anak yang miskin. Dan bila mendapat balasan, sebagai ucapan terimakasih mereka, baiknya surat itu dibacakan di hadapan anak-anak, supaya mereka mengerti betapa bermanfaatnya persembahan mereka untuk orang-orang yang berada dalam keadaan kekurangan.
MENGHAFAL AYAT-AYAT ALKITAB.

Firman Tuhan dalam kehidupan manusia mempunyai kuasa yang besar dan pengaruh, pertolongan, wahyu yang tidak ternilai harganya. Seorang pengajar harus menghafal ayat-ayat dan mengajar anak-anak untuk bisa menghafal juga. Dengan demikian pengajar bertanggung jawab atas segala yang ia anjurkan kepada anak-anak Sekolah Minggu.

Yang harus diperhatikan:
  1. Ayat-ayat singkat dan berarti.
  2. Terangkan ayat tersebut dan hubungan dengan kehidupan kita.
  3. Nama Alkitab tidak boleh disingkat, pasal dan ayatnya juga harus dihafal.
  4. Anak kelas kecil menghafal yang singkat dan kelas agak besar bisa agak panjang, menurut kemampuan mereka kita berikan ayat itu untuk dihafal.
  5. Cara yang menarik untuk menghafalkan ayat:
    1. Dengan suara yang keras dan perlahan.
    2. Dengan cara menyanyi.
    3. Dengan cara menghafal sambil menghapus kata-kata satu demi satu.
    4. Dengan cara memakai kapur berwarna.
    5. Harus sering-sering menghafal.