Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Dalam Sekolah Minggu, ada jenis guru yang hanya menjalankan tugas mengajarnya di kelas. Mereka bercerita tentang kisah-kisah dalam Alkitab dan memimpin setiap aktivitas di Sekolah Minggu. Mereka mempersiapkan bahan pengajaran, mencatat kehadiran murid dan terus-menerus memberikan perintah pada anak-anak. Ada pula jenis guru yang lain yang melakukan hal yang sama, tetapi dengan sentuhan yang berbeda. Mereka juga mengubah hidup anak-anak. Anak-anak di dalam kelas mereka pun menjadi berbeda. Apakah yang membuatnya berbeda?
Beberapa guru tampak menarik perhatian anak, guru-guru ini tampaknya mendapat anugerah berupa bakat alami sementara guru yang lain hanya bisa iri hati dan merasa bahwa mereka tidak dapat mencapai hasil yang sama. Untunglah, ada beberapa kemampuan dasar yang dapat dipelajari secara mudah dan digunakan secara efektif untuk membangun hubungan yang positif antara guru Sekolah Minggu dan anak-anak. Guru yang menerapkan kemampuan tersebut menemukan bahwa pengajaran mereka menjadi lebih menyenangkan dan dapat dinikmati, anak-anak pun mau memberikan respon secara terbuka pada guru yang mempunyai kepedulian yang cukup untuk meningkatkan hubungannya dengan anak-anak.
Kemampuan untuk membangun kedekatan dengan anak-anak meliputi kemampuan non-verbal dan verbal.
Kemampuan non-verbal antara lain:
- Ekspresi
Sambutlah anak dengan hangat dan senyum yang lebar. Jangan biarkan senyum itu menjadi senyum yang pertama dan terakhir. - Postur
Duduklah sejajar dengan pandangan anak-anak. Hindari berdekatan dengan anak secara berlebihan atau bergerak secara misterius di belakangnya. Bergabunglah dengan aktivitas pengajaran jika memungkinkan untuk dilakukan. - Sentuhan
Sentuhan dapat mengandung arti, "Saya menyukai kamu, kamu sangat berarti." Cari cara yang tepat untuk membangun hubungan dengan masing-masing anak melalui sentuhan. [Catatan: hindarkan sentuhan-sentuhan yang tidak pada tempatnya.] - Bahasa Tubuh
Anggukkan kepala untuk meresponi anak-anak yang berbicara dengan anda. Condongkan tubuh ke arah anak untuk memperlihatkan perhatian anda pada anak. Biarkan tangan anda terbuka saat berkomunikasi dengan anak dan rentangkan tangan anda lebar-lebar untuk merengkuh anak-anak dalam kelompok anda sebagai tanda bahwa anda melibatkan masing-masing anak dalam kelompok, atau anggukan kepala untuk memperlihatkan perhatian anda pada anak yang sedang berkomunikasi dengan anda. - Menggunakan Alat Bantu
Seorang guru dapat membangun rasa percaya diri anak-anak dengan mendemonstrasikan bagaimana cara menggunakan peralatan atau barang yang belum akrab pada anak-anak. Tindakan sederhana dari penyediaan alat-alat bantu tersebut, merupakan suatu perhatian yang akan dihargai anak-anak.
- Menerima Perasaan
Menerima berarti mendengarkan secara mendalam, meraba dan "merasakan" emosi anak-anak dan memberikan respon dengan penuh empati meskipun tidak selalu seperti yang diharapkan oleh anak. Sebagai contoh, Tony berkata bahwa ia terkadang memukul kakaknya ketika kakaknya menggoda dia. Katakan saja pada Tony, "Tony, saya tahu kamu pasti merasa marah ketika kakakmu menggodamu." Selanjutnya di dalam diskusi kelas, anda dapat membahas lagi masalah ini dengan memberikan pertanyaan, "Apa yang dapat kalian lakukan saat kamu diganggu saudaramu? Nasehat apakah yang dapat diberikan oleh Ayat Hapalan Kitab Suci hari ini untuk mengatasi masalah semacam ini?" - Menerima Ide
Menerima ide-ide anak membantu anak tertantang untuk berpikir. Hal seperti ini dapat memberikan kebebasan pada anak untuk bertanya atau mengekspresikan ide-idenya serta memungkinkan anak untuk memperluas konsep berpikir anak. - Pujian dan Dorongan
Setiap anak (begitu pula dengan orang-orang dewasa) ingin merasa dirinya baik dengan prestasi yang mereka capai. Pujian adalah hadiah luar biasa yang kita berikan pada anak merupakan perasaan berharga dan bernilai. - Pertanyaan Terbuka
Guru biasanya memberikan pertanyaan. Bagaimana pun juga pertanyaan yang meminta satu jawaban benar dapat menakutkan bagi anak. Pertanyaan terbuka dapat diberikan untuk menghilangkan perasaan tertekan anak-anak dengan cara menanyakan pendapat, perasaan, atau ide bukan sekedar fakta. - Menghapus Perintah
Daripada setiap kali harus menyuruh anak melakukan apa yang harus dilakukannya, lebih baik berikan pertanyaan pada anak yang membuatnya harus membuat keputusan tentang tindakan yang harus dilakukannya. Misalnya, perintah "Kembalikan lem ini ke rak" akan lebih efisien jika anda bertanya, "Kemana lem ini seharusnya dikembalikan?" Pertanyaan-pertanyaan yang mendorong anak untuk melakukan tindakan ini membantu anak-anak mengembangkan rasa tanggung jawab atas perbuatan yang mereka lakukan untuk membangun nilai dan perasaan sukses dalam diri anak-anak.
Kategori Bahan PEPAK: Pengajaran - Doktrin
- Login to post comments
- Printer-friendly version